108 Komentar

Percaya Dan Tidak Percaya

percaya tidak percaya

Gue adalah orang yang mudah percaya sama orang lain, apalagi orang yang baru aja gue kenal. Nggak tahu alasan pastinya kenapa bisa begitu. Mungkin gue selalu mikir semua orang itu ditakdirkan menjadi orang baik. Nggak mesti dari mana asalnya, suku apa, punya pacar atau nggak. Gue akan percaya beitu saja apa yang mereka katakan. Itulah gue, polos polos imut, eeh.

Awal cerita ini dimulai ketika gue berkenalan dengan salah seorang wanita di Dumai, tempat gue dinas. Dia adalah salah satu teman di sosial media gue tapi gue nggak kenal dia secara langsung. Kami mulai berkenalan, mulai kontak-kontakan dan akhirnya memutuskan untuk bertemu keesokan harinya. Kami memutuskan bertemu sore, tapi karena hujan kami membuat janji lagi kalo abis magrib kami akan bertemu. Setelah berkontak-kontakan lagi, bertanya dimana?, sama siapa?, sedang berebuat apa? eh ini malah nyanyi lagunya Maroon 5 *kibas poni*, dan akhirnya kami bertemu jua.

Wanita ini lebih tua dari pada gue, itu satu yang agaknya terlihat dari dia. Dan kebetulan saat itu dia membawa seorang gadis, yang agaknya lebih muda dari pada kami berdua. Kami berkenalan lagi secara formal, wanita itu bernama Raisa (nama samaran) dan temannya bernama Pevita (nama samaran juga). Oh iya si Raisa ini berjilbab dan si Pevita terlihat menarik dengan rambut blow ala polwannya. Mereka berdua memakai jaket bisball, itulah model jaket yang biasa dipake pemain bisball *yaiyalah*.

Mulailah obrolan diantara kami. Sebagai teman baru yang belum kenal dan ingin tahu tentang mereka, yah gue pun berinisiatif untuk bertanya. Karena dari dandanan si Pevita, gue menebak ia adalah seorang polwan. Secara rambut blow dan agak sedikit macho gitu, lebih macho malah dari gue, eh. Kemudian gue berkata kepada si Pevita.

Gue : “Tugas di Dumai ya?”
Pevita : “Eh iya”

Si Pevita melirik kepada Raisa, dan sebelumnya Pevita bilang kalo Raisa itu adalah senior dia. Otak gue berpikir jadi si Raisa seorang polwan juga. Dan gue bertanya kepada Raisa.

Gue : “Udah lama jadi polwan?”
Raisa : “Loh? kok gitu?”
Gue : “Iya tampilan kalian berdua kaya gitu, di polres Dumai?”
Raisa : “Iya, kami di Dumai, Pevita itu junior aku”
Gue : “Kamu tinggal dimana Raisa?”
Raisa : “Aku di mes, Pevita nginep di mes aku”
Gue : “Oh gitu”

Setelah itu hal yang kami obrolin adalah tentang tugas mereka, gue, dan teman-teman gue yang kebetulan temannya si Raisa juga. Gue percaya dengan semua kata-kata yang Raisa dan Pevita ucapkan. Seminggu berselang, teman gue dari Pekanbaru datang dan ternyata si Raisa kenal dengan mereka. Gue belum tahu cerita gimana sampai mereka saling kenal.

Dan ternyata gue tertipu mentah-mentah. Si Raisa ini ternyata bukan polwan, begitupula dengan Pevita. Gue tau itu ketika temen gue yang dari Pekanbaru menceritakan kisah dia dengan Raisa, oh iya temen gue dari Pekanbaru ini (eh ribet amat yah, pake inisial aja yah, misal namanya Judika) mantannya Raisa. Judika dan Raisa saat di Dumai bertemu walau dengan mata dan rasa yang lain, mungkin rasa ayam bawang gitu *itu indomie* *duaaaaa* *eh itu mah sarimi deng*.

Raisa mengaku kepada gue saat kami bersua lagi via suara. Dia meminta maaf telah membohongi gue dan kemudian dia bilang begini ke gue “Makanya to, lo jadi orang jangan terlalu percaya ama semua orang. Belum tentu semua orang itu baik. Coba aja gue ini orang jahat, udah berabe lo”. Gue mengangguk tanpa sepengetahuan Raisa.

Dia berucap lagi “Sekali lagi maaf ya to, gue tidur dulu ye, udah ngantuk”. Gue mengguguk diam seraya mulai menyadari bahwa nggak semua orang itu baik dan nggak semua orang dapat dipercaya. Mau contoh ?, misalnya kamu yang dulu saat kita pacaran berkata “Aku nggak bisa hidup tanpa kamu”, nah pas kita putus kamu masih aja hidup tuh.


“Rasa percaya itu ibarat alam semesta yang diwariskan leluhur,
jika tidak pandai menjaganya ia akan hilang dan mati tergantikan oleh jaman”


Link terkait :

Baca juga yah :

108 comments on “Percaya Dan Tidak Percaya

  1. Gue juga begitu, mudah percaya pada orang lain. Karena gue percaya, pada dasarnya semua orang punya sikap jujur.
    Dan gue percaya karma, jadi kalau ternyata gue dibohongi orang, mungkin ini balasan kalau gue pernah ngebohongi orang 🙂

  2. waduh ditipu mentah-mentah mas. coba kalo mateng kan enak #eh

  3. Saya malah susah percaya sama tii…..t (disensor) diganti ama adegan bunga2 bertebaran menghiasi layar. Apacoba kabur ah . Peace jujur kok

  4. Percaya dan ga percaya sih.. 😀

  5. Kan udah ane bilang dari awal, kamunya aja yang ga percaya…!! *apaan sih juga* heuheu…

  6. Percaya gak percaya.. Aku gak percaya kalo kmu percaya. Percaya gak? *absurd

  7. “Aku nggak bisa hidup tanpa kamu”, nah pas kita putus kamu masih aja hidup tuh.

    Dunia percintaan penuh dengan kegombalan.. Wkwk..

  8. Ya, rasa percaya ada di dalam diri. 😀

  9. Percaya deh…..

  10. dr td tak baca2 komen nya.. pd ribut sama si percaya.
    siapa sih si percaya dan tidak percaya itu??
    anak mana dia… mo diapain nih enak nya??

    #gagalngupilmodeon

  11. Aku juga tipe orang yang akan lebih milih percaya daripada enggak. Bukan karena gampang percaya, tapi nunjukin ke dia yang dipercaya kalo aku percaya sama dia.

Tinggalkan Balasan ke Yusuf Muhammad Batalkan balasan