Dulu masa SMP gue berlangsung indah loh. Indah karena otak gue nggak terlalu banyak mikir. Mikirin masa depan, mikirin pelajaran, dan mikirin cinta. Di otak gue yang ada tuh cuma pikiran ‘besok main apa yah?”. Nggak ribet kaya sekarang, selalu mikir besok makan apa, makan nya pake apa, bayarnya gimana.
Dulu waktu kelas tiga smp gue punya permainan yang gue mainkan bersama tiga teman gue. Mau tau ngga kami main apa?. Gue dan mereka memainkan permainan sepakbola di atas meja. Wow kan?. Eh jangan mikir kalo kami main bola diatas meja, ngga mikir gitu kan?. Nah kami main bola nya itu dalam versi mini. Semini pemikiran kami akan masuk mana lulus nanti #iningganyambung.
Kami menggunakan kertas untuk main sepakbola diatas meja ini. Semuanya dari kertas, mulai gawang, bola, sampai pemainnya. Mungkin dari kalian udah pada tau permainan ini. Gue ngga tau pasti apa nama permainan ini, yang penting saat itu kebahagian dikelas kami nikmati. Enjoy this life never worry about math while cheating is allowed.
Kami nggak tau kami ini punya kreativitas atau hanya iseng semata. Kami membuat semacam liga untuk permainan kertas ini. Jadi kami berempat akan bertemu dalam meja pertandingan masing-masing. Sama seperti liga di sepakbola penentuan juara dihitung dengan poin terbanyak, menang 3 poin seri 1 poin kalah 0 poin. Ini agak serius yah, agak aja sih.
Ketika tim masing-masing sudah terdiri dari 5 orang (baca : kertas). Kami diwajibkan menamai tim kami masing-masing. Yang gue inget saat itu teman-teman gue menamai tim mereka Chelsea, Arsenal, dan Manchester United. Dan gue berbeda sendiri. Kalian mau tau ngga nama tim gue apa?. Nama tim gue adalah The Kill. Wih ngeri kan, tim ‘pembunuh’ gitu loh. Alasan gue menamai tim gue dengan nama itu karena yah pingin tim gue jadi pembunuh tim-tim lainnya, dengan kata lain jadi juara.
Untuk menunjang nama tim gue, ide gila dan aneh pun tercetus dari otak error ini. Karena nama tim gue ‘The Kill’ gue mewarnai tim gue dengan warna the kill (baca : Dekil). Gue bawa tim gue kerumah dan operasi pun dimulai. Gue ambil (secara diam-diam) make up emak gue. Ada lipstik, bedak, sunblock, eye liner dan semua yang berhubungan dengan rias merias. Tim pembunuh dirias menjadi pembunuh ber make up dingin.
Hari pertandingan pun tiba. Gue bawa the kill ke sekolah. Gue yakin akan menjadi juara karena kami sudah berdandan dan latihan setiap harinya. Kami sudah siap melawan siapapun. Dan saat pertandingan berlangsung ternyata kami kalah, kalaaaaaah telak. Pengen gue teriak “Emak maafkan anakmu ini yang ga bisa mengharumkan nama keluarga”.
Satu hal penting yang bisa gue ambil dari cerita alay diatas adalah jika kalian ingin menggapai mimpi kalian, pertama persiapkan diri kalian, berusaha plus berdoa dan juga jangan lupa pinta doa dari orang tua kalian. Tapi jangankan minta doa, kosmetiknya aja diambil tanpa minta ijin, lah gimana mau menang coba.
Link terkait :
- Musik Mabuk Mantan
- The Idol’s Gangway
- Jomblo Hingga Malaysia
- Aku Kamu Yang Terhalang Dia
- The Moment Of Love Song #2
- De Gerimis Absurditories
- The Moment Of Love Song
- Kekerasan Dalam Hubungan Teman
- Alasan Absurd Yang Biasa Diucapkan Cewek Untuk Memutuskan Pasangannya
- Komunitas Video Instagram Indonesia Yang Lucu Abieees !!
Baca juga yah :
masa SMP saya juga pastinya indah dong.
main kelereng dan gobak sodor, seru.
😀
masa kecil emang indah…
Iya, masa kecil emang indah…
pengen ngulang lagi
*kemudian mimpi*
Dulu saya main bola beneran dikelas , bukan mini lagi,
Masa-masa smp memang sulit tuk di lupakan
Wah hebat, bola nya pake kertas yang di kumpulin ya? Atau pake botol air mineral?
Hehe
Hah? *ngakaknggaknyadar*
itu seriusan pake kosmetik emak? ampuun, mikirnya tadi si dekil dimakeover pake oli2 bekas gtu, dekil beneraan..
Iya serius, hehe 😀
Iya karena udah kalah jadi rencana pake oli pun gagal 😦
hahaha
klo dulu gw main pake kertas yang di buletin lecil2, dan pelontarnya pake pulpen yang ada cetak-cetek (pulpen yang ada pernya)
Wah ane jg kadang main itu, tapi bolanya pake pilus gar*da 😀